Kejadian tersebut betul-betul merupakan pukulan telak bagi kehidupanku.
Tidak lama setelah aku menangkap basah mereka berdua berbuat mesum di
atas ranjangku sendiri, aku melayangkan cerai terhadap istriku. Tentu
saja anakku Dio ikut dengan ibunya ke kota lain, namun hak asuh Sonya
jatuh ke tanganku karena aku merasa lebih pantas merawatnya dari pada
mantan istriku ini.
Kehidupan baruku dimulai, sudah 7 bulan berlalu, perlahan aku mulai
bisa melupakan kejadian waktu itu. Aku tidak pernah lagi mendengar kabar
istri maupun anakku Dio. Suatu hari aku mendapat kiriman paket, aku
cukup terkejut mengetahui itu kiriman dari istriku, yang tidak ada kabar
apapun selama ini tiba-tiba mengirimkan aku sebuah paket. Aku penasaran
apa isinya dan langsung saja ku buka, sekeping dvd berada di dalamnya.
“Aneh.. tidak ada angin tidak ada hujan mengirimkan aku dvd?” kataku bicara sendiri.
Karena penasaran segera ku nyalakan dvd player dan ku putar dvd
tersebut. Alangkah terkejutnya aku menyaksikan apa yang ditampilkan.
Istriku bertelanjang dan dengan anakku Dio berada di sampingnya juga
dalam keadaan terlanjang. Aku lebih terkejut lagi saat menyadari perut
istriku buncit, dia hamil?? Oleh anakku?? Sekali lagi kepalaku terasa
seperti dihantam gada, sebuah perasaan sakit dan sesak di dada seperti
waktu itu, tanganku mengepal erat remot vcd player.
“Apa kabar suamiku? Sehat-sehat saja kan?” sapa mantan istriku memulai
tayangan rekaman tersebut. Ku lihat Dio melambaikan tangannya ke kamera
menyapaku.
“Pa lihat nih perut mama, buncit lagi nih.. lagi hamil nih pa, coba
papa tebak anaknya siapa??? Yup.. betul pah, anaknya Dio dong… hihihi.
Udah besar anak papa ini bisa menghamili perempuan, ibu kandungnya
lagi..” kata istriku lagi sambil tertawa kecil, sementara disini dadaku
samakin sesak.
“Hmm… pa, sorry banget yah ngirimin rekaman ini ke papa, abisnya Dio
yang maksa sih.. mama Cuma ikut-ikutan aja, lagian kayaknya asik nih”
“Pa.. jangan dimatikan dulu ya.. tonton aja dulu sampai selesai..”
katanya lagi ke kamera seperti tahu bahwa aku tidak tahan dengan apa
yang aku lihat ini. Ya.. aku memang tidak tahan untuk terus menyaksikan
ini namun aku penasaran dengan apa yang terjadi, jadi aku putuskan untuk
kembali menontonnya.
“Pa, perut mama seksi yah pa?” kata Dio yang akhirnya mulai bersuara.
“Liat nih pa.. buncit.. mulus, duh enak banget nih kayaknya numpahin
peju lagi ke perut buncit mama” katanya sambil meraba-raba perut istriku
.
“Susu mama juga makin gede aja, apa karena sering Dio semprot pake peju Dio yah ma? hehe..” kata Dio lagi.
“Ish.. Dio, gak malu apa omong gitu di hadapan papamu yg lagi nonton ini?” kata istriku menyela.
“Ye… kan emang gitu tujuannya mah, gimana ma perasaan mama bikin rekaman gini dengan Dio?”
“Hmm… gimana ya… asik, bikin gimanaaaaaa gitu.. hihi”
“Dasar mama mesum”
“Kamu tuh.. anak yang mesum, nakal gini ke mamanya”
“Tapi suka kan mah?” kata Dio sambil menepuk-nepuk perut buncit
istriku. Sebuah percakapan yang tidak pantas antara ibu dan anak.
“Ma… ngentot yuk.. tunjukin ke papa gimana kita biasa ngentot, hehe” ajak anakku ini ke mamanya.
“Dasar kamunya… gak tahan yah?” tanya istriku menggoda sambil melirik ke kamera.
“Iya nih ma.. hehe”
“Ya udah, sini mama jilatin dulu kontol kamu” kata istriku. Dio berdiri
di hadapan ibunya yang bersimpuh di depan selangkangannya. Penisnya
kini tepat berada di depan hidung ibu kandungnya, kemudian menggenggam
penis anaknya tersebut dan mulai mengocoknya, menjilatinya baik
batangnya maupun buah zakar termasuk mengemut bulu kemaluan anaknya itu,
semuanya istriku lakukan dengan sesekali melirik ke kamera.
“Ma.. masukin ke mulut ma, yang dalam ma” pinta anakku. Kemudian
istriku mengambil posisi telantang di atas ranjang dengan kepala
menggantung di sisi luar ranjang, sehingga rambut istriku tergurai
kebawah. Anakku berdiri di hadapan kepala istriku dan mengarahkan
penisnya ke mulut istriku dan mulai memasukkan penisnya yang cukup besar
hingga mentok di kerongkongan ibu kandungnya itu, dia mulai
menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi mulut ibu kandungnya sedalam
mungkin membuat ibunya kesusahan bernafas.
“Pa, lihat nih… Dio lagi ngentotin mulut mama, enak banget pa.. anget,
upss.. mama kehabisan nafas yah?” kata Dio namun tidak berusaha
melonggarkan ataupun melepaskan batang penisnya yang terbenam di mulut
ibu kandungnya. Istriku itu terlihat sangat kesusahan sekali menahan
nafas dengan wajah yang telah memerah dan penuh keringat.
“Plok” bunyi suara yang dihasilkan saat penisnya terlepas dari mulut
istriku. Istriku langsung gelagapan mengambil nafas, namun hanya sejenak
saja karena penis itu kembali menjejali mulut istriku. Sepertinya
istriku menikmati perlakuan anaknya ini, terlihat dari dia yang sesekali
melirik ke kamera dan berusaha tersenyum dengan mulut yang dijejali
penis anaknya, istriku bahkan sempat tertawa kecil ketika penis terlepas
dari mulutnya karena anaknya ini menggenjot mulutnya terlalu bernafsu.
Mereka lakukan adegan itu cukup lama, liur istriku mengkilap melumuri
penis anaknya bahkan liurnya sampai menetes-netes di lantai. Kadang
istriku sempat muntah-muntah karena rasa sakit yang dirasakan di
kerongkongannya namun masih saja terus melanjutkan aksi tersebut.
Entah kenapa aku yang menyaksikan ini ikut terangsang, tanpa ku sadari
celanaku menjadi sempit. Aneh, memang apa yang aku lihat ini betul-betul
menyayat hatiku namun entah kenapa menyaksikannya juga membuat aku
terangsang. Mengetahui bahwa yang aku saksikan ini merupakan istri dan
anakku sendiri malah membuat aku semakin merasa tidak karuan, sakit
sekaligus terangsang.
“Ma.. sekarang dijepit di antara ke susu mama yah.. “ pinta anakku ini.
“oke sayang, kamu duduk aja sini di tepi ranjang, biar mama yang
beraksi sekarang” kata mamaku beranjak turun dari ranjang dan
memposisikan penis anakku di antara belahan susunya. Sebelum menjepitkan
penis anaknya di antara buah dadanya, istriku meludahi penis anaknya
sebanyak mungkin membuat daerah selangkangan Dio betul-betul berlumuran
air liur ibunya, istriku juga meremas buah dadanya dan mengarahkan
putting susunya tepat di lubang kencing di kepala penis anaknya,
menggesek-gesekkannya di sana dengan air susu yang menyemprot kuat
karena remasan tangannya. Daerah selangkangannya kini sudah basah
berlumuran air liur dan air susu ibunya.
Mulailah penis itu di benamkan di antara buah dadanya, Istriku
menggoyangkan badannya naik turun, menggesek-gesekkan penis itu di
antara kulit buah dadanya yang mulus.
“Enak sayang?” tanya istriku pada Dio.
“Enak mah.. uhh…” lenguh Dio.
“Pa… si Dio keenakan nih ngentotin susu mama, hihi..” kata istriku tersenyum manis melirik ke kamera.
Sambil ibunya menjepit penisnya di buah dadanya, Dio mengelus-ngelus
rambut ibunya bahkan kadang jari-jari tangannya dia masukkan ke mulut
ibunya, menjelajahi rongga mulut ibunya dengan jari tangannya. Penisnya
yang cukup panjang membuat ujung kepala penisnya berada di bawah mulut
istriku, terkadang istriku sengaja menundukkan kepalanya sehingga kepala
penis tersebut masuk ke mulut istriku sambil batang penis Dio masih
asik menggesek di belahan dada ibunya.
“Ma… stop dulu ma.. keburu keluar ntar, enak banget sih.. hehe, mama
mainin penisnya Hadi sama Yuda aja dulu..” Hadi?? Yuda?? Siapa pula itu.
Astaga, aku baru sadar bahwa tidak hanya mereka berdua di ruangan
tersebut, tentu saja ada yang memegang kamera ini dan mengambil gambar
mereka.
“Di, Yud, giliran lo berdua, sini gue aja yang megang kameranya..” kata
anakku. Ku lihat kamera seperti sedang berpindah tangan, entah tadi itu
sedang dipegang oleh Hadi atau Yuda kini sepertinya sudah berpindah ke
tangan anakku Dio, bersiap merekam ibu kandungnya sendiri bersama
teman-temannya yang akan berbuat cabul ke ibunya, di hadapannya dan
direkam olehnya sendiri.
“Sini-sini, sama aja kalian dengan Dio, sama-sama nakal” kata istriku menyuruh Hadi dan Yuda mendekat ke arahnya.
Istriku mulai membuka pakaian Hadi dan Yuda yang memang tinggal celana
dalam saja, kemudian mulai mengocok dan menjilati penis-penis dua remaja
teman anakku itu.
“Pa… lihat tuh.. mama ngapain tuh pa? hehe.. mau dikeroyok teman-teman
Dio tuh pa..” kata Dio yang hanya terdengar suaranya saja.
“Dio, gimana nih perasaan kamu merekam ibumu sendiri seperti ini?
Hihi.. Pa, liat nih anakmu.. sedang merekam ibu kandungnya lagi berbuat
mesum dengan teman-temannya.. hihi” kata istriku lagi tertawa kecil ke
kamera.
Mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan anakku tadi,
memasukkan penis mereka bergantian sedalam mungkin ke mulut istriku,
melumuri penis-penis tersebut dengan air liur dan susunya dan
menjepitkannya di antara buah dadanya. Cukup lama mereka memainkan
penisnya ke bagian-bagian tubuh istriku.
“Oghh… enak tante.. Dio, mama lo emang mantap” erang Yuda. Istriku
hanya tersenyum saja mendengar ocehan-ocehan mereka sambil melirik ke
kamera.
“Hehe, iya nih.. kalau gue mah, udah gue bunuh orang yang giniin mama
gue, tapi lo malah ngasih mama lo gratis gini ke kita, pake lo rekam
lagi.. lo dan mama lo emang gila” kata Hadi ikut berkomentar.
“Hehehe.. iya, kalian puas-puasin deh nikmati tubuh nyokap gue..
siramin aja tuh peju kalian ke tubuh nyokap gue.. bebas pokoknya..” kata
Dio membalas omongan temannya.
“Gimana? Enak yah.. makanya sering-sering aja main ke rumah tante..
hihi” ikut-ikutan istriku. Tidak lama kemudian penis mereka menumpahkan
spermanya ke tubuh istriku, mereka menumpahkannya di buah dada istriku
yang mulus. Sambil mereka enak ngecrot di dada itu, istriku meremas buah
dadanya sehingga air susu memancar ke penis tersebut sambil penis
tersebut juga menyemprotkan spermanya ke arah putting istriku. Istriku
menjerit-jerit kecil sambil tertawa ke kamera saat buah dadanya dilumuri
sperma teman-teman anakku.
Aku yang sedang menyaksikan rekaman ini sampai terpana dan terdiam,
tidak menyangka istriku ini bisa sebinal dan sekotor ini, tapi entah
kenapa menyaksikan ini membuat gairahku bangkit, aku bahkan telah meraih
penisku sendiri dan mengocoknya sambil menyaksikan tayangan rekaman
mesum dari istriku ini. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa aku ikut
bergairah menyaksikan ini, sebuah tayangan yang membuat hatiku teriris
sekaligus membangkitkan gairahku. Aku makin mempercepat kocokan tanganku
di penisku sendiri, hingga akhirnya aku tidak tahan karena begitu
terangsang melihat adegan tersebut. Air maniku menyemprot membasahi
tangan, sofa, dan karpet dibawah. Sebuah perasaan nikmat melandaku,
dimana itu disebabkan tayangan rekaman mesum istriku bersama anakku dan
teman-temannya.
Aku pause video ini sementara, aku bersihkan dahulu ceceran sperma di
sekitarku dengan tisu, kemudian aku ke kamar mandi untuk membersihkan
penis dan celanaku. Aku masih bingung dengan apa yang aku rasakan ini,
namun aku masih penasaran adegan selanjutnya di rekaman tersebut.
Memikirkan apa yang akan terjadi pada istriku membuat gairahku kembali
bangkit. Aku kembali menuju ke ruang tv untuk melanjutkan menonton
rekaman itu. Aku tekan tombol play dan tayangan rekaman tersebut kembali
berlanjut. Kini istriku terlihat sedang membersihkan tubuhnya yang
terkena ceceran sperma dengan tisu.
“Hihi.. pa, lihat nih.. banyak banget peju mereka, kena telak di susu
mama..” kata istriku sambil mengusap dan membersihkan dadanya dengan
mata melirik ke arah kamera.
“Oi, sekarang kalian pegang lagi nih kamera, gue udah gak tahan pengen
genjotin mama gue.. tenang aja, ntar kalian juga dapat kok, nih
kameranya..” kata Dio memberikan kamera ini lagi ke salah satu dari
mereka, sepertinya kini Yuda yang memegang kamera.
“Hihi.. udah gak tahan yah sayang pengen genjotin mamamu? Sini-sini..”
ajak istriku pada anakku itu. Dio langsung mendekati ibunya kemudian
mengelus-ngeluskan dan menampar-namparkan penisnya ke perut buncit ibu
kandungnya yang sedang hamil anaknya itu.
“Ma.. kalau nanti anaknya laki-laki bolehkan kalau dia sudah besar
nanti ngentotin mama seperti yang Dio lakukan sekarang?” tanya anakku
yang membuat aku disini terkejut mendengarnya. Permintaan yang sangat
kurang ajar dan tidak bermoral.
“Hmm… kamu mau mama nanti gituan sama anak ini? Dasar kamu nakal, ada-ada aja fantasi kamu” balas istriku.
“Tapi kalau nanti anak kita perempuan gimana?” tanya istriku lagi.
“Kalau perempuan nanti kalau udah cukup umur Dio ngentotin dianya mah…
hehe, jadi ada teman mama nih yang bantu muasin Dio” sebuah perkataan
seorang maniak seks yang tidak lain disampaikan oleh seorang anak ke ibu
kandungnya sendiri. Aku disini makin terkejut mendengarnya, mereka
betul-betul sudah gila, namun aku yang mendengar percakapan tersebut
juga ikut Horny, apalagi membayangkan kalau itu benar-benar terjadi
nantinya.
“Jadi mau lubang yang di dapan atau di belakang?” tanya istriku menggoda Dio.
“Belakang dulu deh mah”
Istriku mengambil posisi menungging di atas ranjang, terlihat perutnya
yang buncit besar menggantung. Aku tidak yakin posisi seperti itu aman
untuk bayi di dalamnya, anak yang ada di rahim tersebut memang bukan
anakku namun kekhawatiran muncul juga di kepalaku.
Terlihat Dio sudah di belakang ibunya dan mulai memasukkan penisnya ke
lubang anus istriku, aku cukup terpana melihatnya. Aku saja selama ini
tidak pernah melakukan anal seks kepada istriku ini namun sekarang
anakku sendiri yg malah melakukannya ke ibu kandungnya itu. Mereka mulai
bersetubuh lewat belakang, Dio dengan nafsu menggenjot anus ibunya
membuat buah dada dan perut istriku itu ikut berayun-rayun.
“Duh.. sayang, hati-hati, jangan terlalu keras.. sakit tahu.. apalagi mama sedang hamil gini..”
“Iya mah… ougghhhh.. uhhh….”
Mereka melakukan anal seks tersebut cukup lama diiringi racauan dan rintihan kenikmatan mereka berdua.
“Ma.. masukin ke memek mama yah..” pinta anakku. Kini penisnya
menjelajahi liang vagina istriku dan mengobok-ngobok rahim ibunya tempat
dia berasal dulu. Aku yang menyaksikan ini juga gak kalah nafsunya
mengocok penisku sendiri, melihat adegan demi adegan persetubuhan ibu
beranak yang merupakan istri dan anakku sendiri.
“Yud, Di, yuk sini bareng.. “ ajak Dio pada temannya sambil melepaskan
penisnya dari vagina ibunya. Apa-apaan ini? Anakku mengajak temannya
menyetubuhi ibunya bersama-sama, betul-betul brutal perbuatan mesum
mereka ini.
“Letakkan aja handycamnya di tripot, arahin kesini” pinta Dio lagi.
“Hihi.. iya sini deh kaliannya,kayaknya gak tahan banget tuh.. udah
tegang gitu dari tadi” sambung istriku mengajak mereka yang dari tadi
asik mengocok penis mereka sendiri sambil menonton adegan cabul temannya
pada ibunya itu. Mereka tidak menunggu untuk disuruh lagi, langsung
saja mereka ikut naik ke ranjang. Kini di atas ranjang itu istriku
bersama dengan tiga remaja tanggung yang salah satunya merupakan anak
kandungnya sendiri. Mereka mulai meraba-raba dan meremas bagian-bagian
tubuh istriku, baik buah dada, pinggul maupun perut hamilnya yang
buncit.
“Bentar yah..” kata istriku sambil melepaskan tangan-tangan nakal itu
dari tubuhnya kemudian dia bersimpuh dan menghadap ke kamera.
“Pa, liat nih.. kayaknya mama bakal digangbang Dio dan teman-temannya,
masih sanggup lihat kan pa? hihihi.. mama gak pernah dikeroyok gini nih
Pa sebelumnya… agak deg-degkan juga sih, tapi mama penasaran banget
rasanya dikeroyok gini, apalagi sama Dio anak kita dan teman-temannya”
kata istriku tertawa binal ke arah kamera.
“Kalian siap??” kata istriku sambil melirik dan tersenyum nakal ke arah
bocah-bocah nakal di sekelilingnya kemudian juga melirik ke kamera.
“Ayo mulaaaai, puas-puasin nafsu kalian anak-anakkuuuuuuu” teriaknya dengan nada manja.
Kemudian mulailah adegan gangbang tersebut, istriku dikeroyok oleh 3
remaja ini. Kembali tangan-tangan mereka meremas dan meraba istriku. Dia
menjerit-jerit kecil karena remasan dan rabaan mereka pada buah dada
maupun daerah vagina istriku ini. Suara rintihan dan erangan mereka
betul-betul menggema, seperti tidak mempedulikan bahwa bisa saja suara
teriakan erangan tersebut terdengar oleh tetangga di sana, walaupun aku
sendiri tidak tahu mereka sedang dimana, bisa saja di rumah, villa atau
kamar hotel.
“Siapa dulu nih? Atau kalian mau langsung masukin bersamaan? Pas tuh ada tiga lubang.. Hihihi” kata istriku menggoda.
“Boleh tante, tapi Hadi udah kebelet banget pengen coba analin tante..
Hadi di lubang belakang aja yah tante.. hehe” pinta Hadi ini dengan
wajah mesumnya.
“Iya-iya.. boleh, dasar kamu doyan anal.. pasti kamu kalau udah gede
besok mau jadi analis yah? Hihihi..” kata istriku menggoda Hadi.
“kalau Yuda mau yang mana?” tanya istriku sambil tersenyum pada Yuda.
“Lubang di depan aja dulu tante.. penasaran gimana rasanya ngentotin cewek hamil”
“Ish.. dasar kamu.. kalau gitu anak mama ini ngentotin mulutnya mama dulu yah sayang.. sip kan??”
“oke mam..” setuju anakku. Yuda mengambil posisi telentang di atas
ranjang, penisnya yang tegang dari tadi menjulang ke atas bersiap untuk
memasuki liang vagina istriku. Istriku mulai jongkok di atas penis Yuda
dan perlahan menurunkan badannya, sedikit demi sedikit penis itu mulai
tenggelam di liang vagina istriku hingga akhirnya penis itu mentok dan
terbenam seluruhnya disana yang mungkin saja kepala penisnya bertemu
dengan kepla cabang bayi di dalam sana. Istriku masih diam saja jongkok
diatas penis itu, lalu dari belakang Hadi mulai mencari-cari lubang anus
istriku untuk dimasuki penisnya.
“Sini tante bantu” kata istriku menggenggam penis Hadi dan menuntunnya
ke lubang anusnya sambil badannya sedikit merunduk sehingga perut
hamilnya yang buncit bergesekan dengan perut berbulu Yuda. Dio juga ikut
serta dengan membenamkan penisnya dan menyetubuhi lagi mulut ibunya.
Jadilah kini istriku dalam posisi dihimpit depan belakang, dengan ketiga
lubangnya yang terisi penuh oleh penis-penis remaja. Mereka dengan
brutal menggenjot lubang-lubang istriku yang sedang hamil, kadang sambil
menyetubuhi istriku mereka meremas kuat buah dada istriku sehingga air
susu kembali memancar dengan derasnya membasahi orang yang sedang
ditunggangi oleh istriku. Setelah cukup lama mereka menggenjot penis
mereka di bagian mereka masing-masing, mereka bergantian melakukannya
pada lubang yang yang lain, sehingga masing-masing mereka dapat
merasakan nikmatnya sensasi menyetubuhi perempuan hamil di semua lubang
secara bergantian. Sesering mungkin istriku berusaha melihat dan
tersenyum nakal ke kamera, membuat aku makin merasa tidak karuan
menontonnya.
Mereka cukup lama melakukannya, aku sendiri juga tidak tahan menonton
adegan ini, rasa perih yang teramat sangat sekaligus gairah yang luar
biasa menyaksikan ini semua. Aku lakukan lagi mengocok penisku sendiri
sambil menonton rekaman ini.
“Ma pindah tempat yuukk” ajak anakku.
“Dimana sayang??” tanya istriku yang masih digenjot depan belakang,
tampak tubuhnya telah banjir keringat, baik keringatnya sendiri maupun
yang bercampur dengan keringat bocah-bocah nakal itu.
“Di depan rumah yuk mah… pasti asik tuh, apalagi kalau ada yang lewat dan ngelihat, hehe..” pinta Dio mesum kurang ajar.
“Hah? Gila kamunya.. bisa masalah ntar kalau ada tetangga yang lihat.. ”
“Plisss mah… Dio pengen wujudkan fantasi Dio nih..”
“Oke deh.. tapi hati-hati yah.. jangan sampai ada yg ngelihat” akhirnya istriku ini setuju dengan ajakan gila anakku.
“Yud, lo yang pegang kamera yah.. ganti-gantian kita” kata Dio. Mereka
turun dari ranjang dan menuju ke pintu depan dengan kamera yang kini
sedang digenggam oleh Yuda masih merekam. Dapat ku lihat bahwa rumah ini
cukup bagus, di halaman depan ada pagar yang cukup tinggi mengelilingi
dan ada tanaman-tanaman tinggi yang cukup menutupi padangan dari luar.
Mereka kembali melanjutkan adegan mesum tersebut, namun kini hanya
bertiga saja karena salah satu orang begantian memegang handycam. Mereka
seperti menikmati berbuat mesum dengan hampir-hampir ketahuan seperti
itu.
Kadang beberapa kendaraan seperti motor dan mobil melintas membuat
mereka memperlambat aksinya. Sambil melekukan adegan tersebut Istriku
kadang merintih dan menjerit-jerit terlalu keras. Tiba-tiba terdengar
suara langkah kaki lewat di depan rumah, kami semua terdiam, sejenak
kami membisu semua karena takut ketahuan. Untung saja si pejalan kaki
tersebut tidak melihat kemari dan mendengar suara-suara rintihan itu,
aku saja yang hanya menonton disini merasa berdebar-debar, apalagi
mereka yang melakukannya.
“Tuh.. lihat kan, hampir ketahuan tadi.. kalian sih dibilangin gak mau
dengar” kata istriku yang kini dibawahnya ada Dio yang sedang
menyetubuhi vagina ibunya.
“Hehe.. gak papa lah ma, belum ketahuan juga.. hehe” balas Dio.
“Mah.. coba mama teriak deh ma, bilang gini mah.. Kontol anakku enak.. coba mah” pinta Dio gila.
“Gila kamu.. kedengaran dong sama tetangga.. apalagi kalau ada orang lewat” tolak istriku.
“Gak kok mah.. jam segini kan tetangga lagi sibuk kerja, jalan juga sepi gak banyak amat yang lewat dari tadi.. mau yah ma??”
“Iya-iya.. dasar kamunya gila”
“Hehe.. mama sih mau aja di gilain anaknya.. hadap ke kamera mah” Istriku kemudian menghadap ke kamera dan mulai berteriak.
“Kontol anakku enaaak…” teriakku istriku menghadap ke kamera, setelah
itu dia celingak celinguk ke arah luar khawatir kalau-kalau ada yang
datang.
“Kurang keras mah.. lagi” kata Dio sambil menepuk perut hamil mamanya. Istriku mengulangi lagi.
“Kontol anakku enaaak.. “ teriaknya lagi.
“Masih kurang keras mama… nih” kata Dio sambil memilin putting mamanya.
“Kontol anakku Dio.. enaaakk… keraaass.. Setubuhi mamamu
iniiiiiiiiiiiiiiii” teriak istriku ini sejadi jadinya. Betul-betul gila,
dengan teriakan keras seperti itu mustahil rasanya tidak ada tetangga
yang mendengar. Aku yang menonton rekaman ini menggeleng-gelengkan
kepalaku.
“Tuh.. puas?” kata istriku sambil tersenyum ke Dio dan kemudian melirik
kembali ke arah luar dengan harapan tidak ada yang datang dan mendengar
teriakannya.
“Hehe.. mama paling top deh..”
Mereka bersetubuh lagi, bergantian dengan teman anakku. Hingga masing-masing mereka merasakan ingin keluar.
“keluarin dimana tante?”
“Coba tanya Dio deh.. mau dimana sayang?” tanya istriku pada anaknya.
“Di perut mama aja, kita keluarin bareng-bareng disana” ujar Dio.
“Dasar kamu.. nafsu banget yah lihat perut mama buncit gini?? Iya deh..
sini-sini” goda istriku. Istriku mengambil posisi telentang di teras
depan rumah dikelilingi para remaja ini yang sedang mengocokkan penisnya
di depan perut hamil istriku, kadang mereka menggesek-gesekkan penis
mereka di permukaan perut hamil istriku.
“Croot.. crroott” sperma-sperma mereka menyemprot ke perut hamil buncit
istriku ini. Begitu banyak hingga sebagian turun ke arah dadanya dan ke
arah selangkangannya.
“Udah? Puas??” tanya istriku pada mereka di balas anggukan kepala mereka.
“Tuh.. lihat nih pa, sperma mereka berlumuran di perut mama nih” kata
istriku tersenyum ke kamera sambil meraba cairan sperma di permukaan
kulit perutnya.
“Ma.. enak banget mah.. makasih yah ma..” kata Dio.
“Iya tante,, enak banget.. puas deh..” sambung teman-teman anakku.
“Ma.. kita kasih pertunjukan terakhir ke papa mah.. itu loh ma yang
kadang kita lakuin kalau abis ngentot..” pinta anakku pada ibunya.
Sepertinya istriku paham maksud anakku ini.
“Iya-iya, tapi disini emangnya?”
“Iya mah.. disini aja, hehe” Mereka berdiri mengelilingi istriku yang
duduk bersimpuh, kemudian… seeerrrrr… Air kencing mengalir dari
masing-masing penis mereka, anakku mengencingi ibu kandungnya sendiri!!
Tidak hanya satu namun ada tiga penis yang mengencinginya!! Aku semakin
shock menyaksikannya. Tampak cairan bening kekuningan membasahi tubuh
istriku, dia juga membuka mulutnya sehingga sebagian air seni itu
tertampung mulutnya dan mengalir ke kerongkongannya.
“Dasar kamu.. nakal banget.. kurang ajar ke mamanya.. pa lihat nih..
sekarang badan mama dipenuhi kencing mereka nih.. bau pesing banget..
hihi” kata istriku manja.
“Hehe.. oke mah, udahan.. bilang bye-bye ke papa ma”
“Hmm.. bye-bye sayangku.. sekali lagi maaf yah aku cuma ngirim rekaman
video ini ke kamu setelah selama ini.. salam untuk putri kita pa..
dadahh”
Layar menjadi berwarna biru, tayangan ini sudah berakhir. Aku masih
terdiam sesaat terduduk di sofa ini. Aku benar-benar tidak menyangka
istriku menjadi seperti itu, namun aku tidak mengingkari bahwa aku juga
terangsang melihat rekaman barusan. Sudah beberapa bulan ini aku coba
melupakan kejadian waktu itu, namun kini datang lagi bahkan lebih kejam
dari sebelumnya. Beberapa bulan ini juga aku tidak pernah lagi merasakan
tubuh wanita dan tadi aku akhirnya melepaskan dahagaku sambil menonton
rekaman itu, rekaman persetubuhan istriku dan anakku, ibu dan anak
kandung. Terbesit dibenakku aku harus bilang apa pada Sonya putriku saat
dia besar nanti, aku tidak ingin dia tahu apa yang terjadi antara
ibunya dan kakaknya itu. Lebih baik aku menyimpan rahasia ini dan
berbohong padanya, mungkin cerita mereka kecelakaan adalah pilihan yang
tepat.
*
*
*
Part 4 Sonya, gadis yang ceria.
14 Tahun kemudian…
“Oughhh… enak sayang.. nikmat.. “
“Oghhh terus pa… lebih kencang…”
“Badan kamu sexy sayang.. montok… oghhh…”
“Hmm… makasih pa… pokoknya Sonya miliknya papa” kataku pada papaku.
Aku tidak menyangka kenapa ini bisa terjadi, hubungan seks sedarah
dengan papaku sendiri. Selama ini aku memang hanya hidup berdua dengan
papaku, papaku mengatakan bahwa waktu aku kecil Ibu dan kakakku
meninggal dalam sebuah kecelakaan namun Papaku tidak pernah mengajakku
untuk melihat makam mereka. Dan kini, aku mengalami hubungan sedarah
dengan papaku, yah.. ini semua berawal beberapa bulan yang lalu…
5 bulan yang lalu…
“Pa.. Sonya pulang..”
“Selamat datang sayang..
Titanium Fat Bike - Titsanium Arts
BalasHapusTitanium Fat Bike titanium apple watch band is a unique westcott scissors titanium and high-quality high-quality bike. The design is all based on a high-performance and lightweight bike design. gaggia titanium Rating: 4 · titanium mens rings 5 reviews · $49.95 · Out of titanium road bike stock